[wpml_language_selector_widget]

Siapa Bapak Koperasi Indonesia? Mengenal Lebih Dekat Sosok Bung Hatta dan Jasanya untuk Ekonomi Tanah Air

Bapak koperasi Indonesia adalah Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta. Pria yang menjabat sebagai wakil presiden Indonesia pertama ini, memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi di Tanah Air.

Muhammad Hatta, atau yang lebih dikenal dengan nama Bung Hatta, memberikan perhatian khusus pada koperasi selama masa kepemimpinannya sebagai wakil presiden.

Lantas, apa yang membuat Bung Hatta dijuluki oleh bapak koperasi Indonesia? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita pelajari dulu, apa yang dimaksud dengan koperasi.

Apa Itu Koperasi? 

Kata ‘koperasi’ sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yakni imbuhan ‘co-‘ yang berarti bersama, dan ‘operation’ yang berarti operasi atau pekerjaan. Secara lengkap, koperasi (cooperation) memliki makna untuk bekerja bersama-sama menurut rencana yang sudah ditetapkan.

Dalam bukunya yang berjudul ’10 Tahun Koperasi: Penerangan Tentang Koperasi oleh Pemerintah”, RM Margono Djojohadikoesomo menyebut bahwa koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.

Secara resmi dalam UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan hukum yang didirkan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

Sehingga, makna koperasi sendiri berbeda dari usaha lain. Koperasi berdiri atas dasar perkumpulan masyarakat, yang sukarela bersatu guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi seluruh anggotanya bersama-sama.

Setelah tahu apa yang dimaksud dengan koperasi, mari kita beranjak mencari tahu, mengapa Wakil Presiden RI Pertama, Mohammad Hatta, dijuluki ‘bapak koperasi Indonesia’.

Alasan Bapak Koperasi Indonesia adalah Bung Hatta

Dikutip dari buku berjudul Pemikiran Ekonomi Koperasi Mohammad Hatta, koperasi pasca-kemerdekaan, di bawah kepemimpinan Bung Hatta, mampu bangkit kembali dengan semangat baru. Muncul keyakinan bahwa sistem koperasi sesuai dengan kondisi ekonomi kala itu.

Kongres koperasi Indonesia pun digelar pertama kali pada 12 Juli 1947 di Tasimalaya, Jawa Barat, yang kini diperingati sebagai Hari Koperasi Indonesia. Pada gelaran Kongres koperasi Indonesia di Bandung pada 1953, Mohammad Hatta diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

Meski bukan yang pertama menciptakan istilah koperasi di Indonesia, Bung Hatta memiliki pemikiran dan gagasan untuk mengembangkan koperasi, bahkan hingga saat ini.

Biografi Bung Hatta

Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Bung Hatta lahir dari pasangan Muhammad Jamil dan Siti Saleha. Sang ayah, merupakan seorang ulama yang wafat di usia 30 tahun, atau ketika Hatta baru berumur delapan bulan. Sang ibu, Siti Saleha, yang berasal dari keluarga pengusaha terpandang di Bukit Tinggi.

Semasa kecil, Mohammad Hatta dikenal sebagai sosok yang cerdas. Dia menyelesaikan pendidikan dasarnya di Padang, yakni di Sekolah Melayu Fort de Kock, sebelum melanjutkan ke Europeesche Lagere School.

Sejak remaja, Bung Hatta aktif di berbagai kegiatan organisasi, salah satunya Jong Sumatranen Bond. Berkat itu, Bung Hatta mampu meningkatkan kemampuan berpolitiknya.

Pasca lulus dari MULO Padang, Bung Hatta melanjutkan pendidikannya di Batavia (sekarang Jakarta), yakni di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School pada 1919. Tak berhenti di situ, pasca-lulus Bung Hatta berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studinya di Nederland handelxhogeschool untuk mempelajari bisnis. Kira-kira, 11 tahun ia tinggal di sana.

Selain dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia di bidang ekonomi, Bung Hatta juga memiliki peran besar di dunia perpolitikan Indonesia. Bersanding dengan Ir. Soekarno, Bung Hatta ikut menjadi proklamator kemerdekaan dan menjadi Wakil Presiden RI pertama pada 1945.

Mohammad Hatta wafat di Jakarta, pada 14 Maret 1980.

Koperasi Era Digital

Sebagai gagasan yang lahir di masa lalu, bukan berarti konsep koperasi kuno. Terinspirasi dari upaya Bung Hatta untuk mengembangkannya sebagai basis ekonomi kerakyatan, koperasi harus ikut berkembang mengikuti zaman, termasuk di era digital ini.

Ketika aktivitas ekonomi perbankan sudah berbasis elektronik digital, koperasi juga mampu melakukannya.

Kuelap.ID mencoba mendorong sistem koperasi go digital lewat beragam layanannya.

Lewat Kuelap Nexus, mengurus koperasi bisa lebih mudah dilakukan. Contohnya lewat Kuelap Dashboard, yang dapat membantu pengurus koperasi untuk melihat keseluruhan data, statistik, hingga informasi-informasi penting lainnya, yang bisa digunakan untuk pengoptimasian strategi ke depan.

Selain itu, lewat layanan core banking system, pengurus koperasi mampu mengatur urusan database hingga adminsitrasi yang tersimpan di dalam cloud. Sehingga, koperasi mampu dikelola dengan mudah di manapun dan kapanpun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *